Perintis Artis Indonesia Kami berangkat ke negara kepulauan judi bola Indonesia untuk mengungkap 15 seniman muda dan baru yang membuat jejak mereka di dunia seni yang dinamis.
Terletak di benua timur sebagai Cradle of Art adalah Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan 17.000 hingga 18.000 pulau yang berjajar di garis khatulistiwa di Asia Tenggara. Dari abstraksi abstrak yang hidup dan energik hingga lukisan fotorealistik yang sangat canggih dan detail, ada bentuk seni yang memenuhi selera setiap individu yang muncul dari prisma seniman yang tinggal di sana. Art Republik menelusuri kumpulan bakat tanah untuk mengidentifikasi 15 seniman Indonesia yang merupakan perintis khas tahun 2021.
I Nyoman Masriadi
Berlebih-lebihan adalah nama permainan jika dikaitkan dengan lukisan seniman asal Yogyakarta berusia 37 tahun itu. Sering dibalut fitur tubuh yang bulat, figur Masriadi sering kali merupakan turunan dari video game dan komik.
Lugas Syllabus
Surealistis dalam gaya Dali-esque, lukisan dan pahatan Lugas menarik perhatian situs slot depo pulsa tanpa potongan pemirsa hampir seketika begitu mata tertuju pada karya-karyanya. Referensi budaya pop dan cerita rakyat muncul dari berbagai bagian lukisannya, mendorong audiensnya untuk menggambar paralel dan menghidupkan kembali kenangan dan pengalaman hari-hari yang telah berlalu.
Soni Irawan
Sebagai karya seninya yang berlapis-lapis dan juga multi-talenta, pendiri band eksperimental Seek Six Sick Jogjakarta telah berhasil menggabungkan semangat dan energi musiknya ke dalam lukisannya. Dengan menjadikan musik rock noise sebagai tulang punggung seninya, musisi sekaligus pelukis ini menjadikan chaos sebagai inti dari hasil kreatifnya.
Dedy Sufriadi
Seni rupa pasca-Soeharto di Indonesia sering didekati dengan realisme, dan karena itu Dedy Sufriadi perlu mencari pelampiasan untuk melukis minat akademisnya pada Eksistensialisme. Di atas warna-warna kuat yang diterapkan pada kanvas yang cukup besar sering kali terdapat coretan teks atau citra menggugah yang menjadi ciri khas gaya Ekspresionisme, dan dalam gaya inilah Dedy memilih untuk menunjukkan kekuatan mentah dari pendekatan artistiknya.
Justian Jafin
Seperti kolase tetapi tidak, karya Justian Jafin yang berusia 34 tahun dilapisi dengan komentar tentang masalah sosial masa kini. Bekerja dengan akrilik, gaya lukisannya melibatkan pembuatan lapisan yang tumpang tindih yang menutupi dan mengungkap berbagai subjek dalam karya tersebut.
Naufal Abshar
Tertawa adalah produk sampingan langsung dari kegembiraan, tetapi Naufal mencoba membedah lapisan tindakan dalam karya-karyanya. Dalam kaitannya langsung dengan kehidupan sehari-hari, Naufal menarik perhatian pada tindakan-tindakan yang biasanya bersifat duniawi dan menarik perhatian mereka.